Relawan TBM, Bukan Hanya Berani Memulai Tapi Jago Bertahan

Saat berbuka bersama dengan 13 relawan TBM Lentera Pustaka kemarin (8/3/2025), saya patut menuliskan kalimat “relawan TBM tidak memanjakan keinginannya”. Karena mungkin, sebagai anak-anak muda lebih enak buka puasa di kafe-kafe atau dengan teman-teman senongkrongan sambil cekakak-cekikik. Sementara relawan TBM justru berbuka puasa di TBM setelah membimbing anak-anak yang membaca saat “ngabubu-read, ramadan ceria” sekaligus khataman Al Quran, di samping membagikan takjil ke pengguna layanan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, Sekalipun hujan dan dipenuhi kabut, relawan tetap hadir dan ada di taman bacaan, luar biasa!

 

Maka pantas saya menuliskan “relawan TBM tidak memanjakan keinginannya”. Karena sejatinya, siapapun yang memanjakan keinginan tidak aka nada habisnya. Siapapun yang mengejar mimpi melulu tidak akan pernah puas. Bahkan siapapun yang terlau banyak berharap pada akhirnya akan kecewa. Apalagi memanjakan keinginan atas urusan duniawi, ibarat “meminum air laun”, semakin diminum justru semakin haus.

 

Belajar dari relawan TBM, ada baiknya tidak memanjakan keinginan. Karena Namanya keinginan, bisa jadi tidak baik atau tidak akan pernah bisa digapai, Jadi, cukup bersikap realistis saja. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, sekalipun berkiprah di taman bacaan. Relawan TBM yang sudi berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan, sekaligus memilih tempat bergaul yang lebih sehat. Sekaligus bisa jadi “me time”, menyamankan diri sendiri. Bukan memanjakan keinginan tapi memanjakan diri sendiri untuk aktivitas sosial.

 

Karena siapapun yang berkiprah di taman bacaan, sesungguhkan sedang merintis kebahagiaan untuknya sendiri, sekaligus melatih kepekaan sosial. Agar hidup jadi lebih tenang, tidak terpengaruh hiruk-pikuk duniawia apalagi gaya hidup. Karena prinsipnya sederhana, siapapun yang bisa merawat diri sendiri maka pasti bisa merawat orang lain, dan sebaliknya. Sunggu, waktu yang dihabiskan untuk mengabdi di taman bacaan patisnya tidak akan pernah sia-sia.

Sudah pasti, jadi relawan TBM tidak mudah. Harus sediakan waktu, tenaga, pikiran dan kadang ongkos ke TBM. Maka hanya orang-orang terpilih yang bersedia menjadi relawan di taman bacaan. Hanya orang-orang yang “diketuk hatinya” oleh sang pencipta untuk melangkahkan kaki ke taman bacaan. Hingga suatu saat nanti, relawan memang pantas mendapatkan berkah yang tiada tara dalam hidupnya.

 

Relawan memang bukan profesi. Tapi relawan adalah pekerjaan yang urusannya mengumpulkan kekayaan hati untuk dibaktikan kepada orang lain. Menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal sekaligus jalan hidup yang sudah dipilihkan Tuhan untuknya. Untuk mengabdi demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi Masyarakat.

 

Tentu, tidak semua bisa jadi relawan. Karena relawan itu hebat bukan karena jagi memulai tapi juga jago untuk bertahan di taman bacaan. Salam literasi #RelawanTBM #TBMLenteraPustaka #NgabubuRead

 

Exit mobile version