Selain kegiatan membaca buku, kelas prasekolah, dan motorbaca kelling, TBM Lentera Pustaka memiliki program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) untuk memberantas buta aksara di kalangan ibu. Tiap Minggu siang pukul 13.30-15.00 WIB, selalu ada 5-9 kaum ibu yang belajar baca tulis dengan penuh ketekunann dan diajar langsung oleh para relawan.
Alhamdulillah, salah satu tradisi yang dipertahankan di GEBERBURA adalah memberi “hadiah” seliter beras (terkadang mie instan) untuk para ibu yang rajin datang dan belajar baca tulis. Hadiah seliter beras ini digagas langsung oleh pendiri TBM Lentera Pustaka, Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. dan seorang dosen FBS Unindra. Tujuannya sederhana, agar para ibu GEBERBURA tetap semangat dan termotivasi untuk selalu belajar baca-tulis. Maklum, kegiatan belajar berantas buta aksara bersifat nonformal, tidak ada kewajiban untuk hadir toh para ibu buta akasara pun sibuk di rumah. Maka, seliter beras bisa jadi “pemikat” untuk tetap datangbelajar.
Saat ini, program GEBERBURA TBM Lentera Pustaka menjadi tempat belajar 9 kaum ibu warga belajar. Memang, memberantas buta aksara memang pasang-surut, dengan segala kendalanya. Tapi TBM Lentera Pustaka dengan didukung para relawan yang mengajar hingga kini masih terus berproses dan aktivitas belajar baca tulis tetap berjalan. (simak pula: https://www.youtube.com/watch?v=_USSmScL2YQ&t=19s). Jangankan mengenal huruf, awalnya kaum buta aksara tidak tahu tanggal dan tahun kelahirannya sekalipun tetap punya KTP. Tidak kenal huruf, tidak bisa mengeja kata-kata. Maka pelajaran pertama mereka adalah menulis nama dan membuat tanda tangan. Dan kini, mereka sudah bisa mengeja kata dan menulis walau belum lancar.
Untuk menjaga semangat dan motivasi, warga belajar kaum buta aksara selalu diberikan seliter beras atau mie instan setelah belajar. Agar tetap datang belajar baca tulis. Maklum, belajar di GEBERBURA, tidak ada rapor, tidak ada absen, dan tidak ada kenaikan kelas. Bahkan pemerintah daerah pun ”membiiarkan” kegiatan seperti ini, yang seharusnya di tes untuk bisa memperoleh ”ijazah kejar paket” sesuai maunya negara. Seliter beras yang “ditukar” dengan semangat belajar agar terbebas dari belenggu buta aksara. Apalagi di zaman serba digital seperti sekarang. Selain faktor usia dan kesadaran, faktor motivasi jadi hal penting dalam pemberantasan buta aksara.
Had
Di GEBERBURA TBM Lentera Pustaka siapa pun bisa jadi relawan. Untuk ikut membantu kaum buta aksara. Sebagai perwujudan kepedulian sosial, di samping menegakkan aktivitas literasi di bumi Indonesia. Hadiah seliter beras hanya simbol. Bahwa hadiah bukan dilihat dari harganya. Tapi yang penting, seberapa bermanfaat kita untuk orang lain.
Tapi maaf, jangan ditanya lagi, berarti nanti datang belajarnya karena seliter beras dong? Itu pertanyaan tidak literat. Ngajar buta huruf nggak, jadi relawan nggak, membantu nggak, tapi banyak tanya? Terus harus gimana dong? Salam literasi #GeberBura #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan