Hanya 18% Pekeja Jabodetabek yang Mau Menikmati Hari Tua, Lainnya Ngapain?

Survei saya bertajuk “Analisis Kesiapan Pensiun Pekerja Biasa di Jabodetabek dan Tantangan Industri Dana Pensiun di Indonesia” (Agustus 2025) menyebutkan hanya 2 dari 10 pekerja biasa di Jabodetabek yang menginginkan kondisi menikmati masa pensiun di hari tuanya. Sementara yang lainnya, 1 tetap bekerja lagi, 5 usaha kecil-kecilnya, 2 tidak tahu akan seperti apa di hari tua. Bahkan ada yang berpikiri untuk bergantung kepada anak atau keluarganya.

Lalu saya mencoba untuk mendalaminya, kenapa 2 dari 10 pekerja tersebut ingin menikmati masa pensiun saat tidak bekerja lagi? Ternnyata, ada beberapa alasan yang patut diungkapkan antara lain:

  1. Ingin rasa aman dan bebas dari kekhawatiran di hari tua. Selain tidak ingin bergantung kepada anak dan keluarganya, mereka ingin etap bisa menjaga standar hidup di hari tua.
  2. Punya pengalaman melihat orang lain. Ada pengalaman melihat orang tua, kerabat, atau rekan kerja yang kesulitan finansial di masa pensiun, di samping ada pula yang melihat orang hidup nyaman di masa pensiun.
  3. Berniat untuk menikmati masa tua. Masqa pensiun ingin dijadikan momen untuk menikmati hobi, berwisata, atau fokus pada keluarga tanpa pusing soal uang. Pensiun dianggap sebagai “hadiah” untuk kerja keras selama bertahun-tahun.
  4. Sadar terbatasanya usia produktif. Sebab tidak selamanya bisa bekerja karena faktor kesehatan, usia, atau kondisi pasar kerja. Perlu menyiapkan risiko kehilangan gaji atau penghasilan.
  5. Motivasi dari edukasi akan pentingnya dana pensiun. Adanya edukasi dana pensiun dari kantor atau dana pensiun jadi termotivasi untuk menabung pensiun.
  6. Hasil investasi yang dirasakan. Imbal hasil investasi selama menjadi peserta dana pensiun membuat pekerja melihat tabungan pensiun sebagai “uang yang berkembang” agar dananya bisa lebih besar di waktu pensiun.
  7. Keinginan melindungi keluarga. Tidak ingin membebani pasangan atau anak secara finansial di masa tua. Tabungan pensiun dianggap sebagai bentuk tanggung jawab dan cinta terhadap keluarga.

 

Hanya 2 dari 10 pekerja di Jabodetabek yang ingin menikmati masa pensiun. Sementara yang lainnya, menjadi tantangan tersendiri untuk di-edukasi dan dimengertikan akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun sejak dini. Tentang nanti gimana  di masa pensiun?

Survei tentang “Analisis tingkat kesiapan pensiun pekerja biasa di Jabodetabek dan tantangan industri dana pensiun di Indonesia” yang melibatkan 100 pekerja ini sudah dipublikasi pada Jurnal Ilmiah JiMaKeBiDi (Jurnal Inovasi Manajemen, Kewirausahaan, Bisnis dan Digitalpada 28 Agustus 2025, Silakan dibaca lengkpanya di link berikut: https://ejournal.arimbi.or.id/index.php/JIMaKeBiDi/article/view/776.

 

Survei ini menegaskan, wajar bila 9 dari 1o pekerja di Indonesia tidak siap pensiun atau berhenti bekerja (HSBC, 2018). Karena tidak adanya persiapan hari tua atau tidak punya tabungan pensiun yang memadai. Maka meningkatkan kesiapan pekerja menghadapi masa pensiun menjadi urgen untuk ditingkatkan. Sebagai solusinya, pekerja harus berani untuk menyiapkan masa pensiunnya sendiri khususnya melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).Sebab DPLK merupakan produk keuangan yang memang didedikasikan untuk menyiapkan kesinambungan pengasilan di hari tua. Salam #YukSiapkanPensiun #DPLKSAM #EdukasiDanaPensiun

Exit mobile version