Selain jago bikin rencana dan resolusi untuk tahun depan, faktanya tidak sedikit karyawan yang bekerja di suatu perusahaan ingin resign alias mundur dari pekerjaannya pada tahun depan. Segudang alasan bisa dicari, kenapa harus resign tahun depan dari kantornya?
Tentu saja, keinginan resign tahun depan bukan keputusan spontan. Tapi hasil akumulasi banyak hal selama bekerja. Merasa sudah capek kerja di lingkungan kerja yang tidak lagi sehat, target tahun ini yang tidak tercapai, bos yang micromanage, gaji yang tidak sesuai, dan masih banyak lagi alasannya. Ditambah banding-bandingkan hidup sama orang lain di media sosial. Si A enak banget hidupnya, gue masih begini-begini aja.
Entah kenapa, karyawan sering banget pengen resign dari kantornya karena Keputusan yang emosional. Merasa karier-nya salah, apa iya begitu? Jangan-jangan karena salah tempat kerja atau salah strategi mengelola diri dalam bekerja. Resign sering dianggap solusi, padahal belum tentu juga kan. Jangan buru-buru pengen resign, apalagi atas sebab emosi. Sesederhana itu sih bila mau resign dari pekerjaan.
Patut dipertimbangkan, setidaknya ada 7 (tujuah) alasan paling umum dan rasional bila seorang karyawan pengen resign. Kenapa kita harus resign tahun depan?
- Pekerjaan tidak lagi memberi makna. Awalnya berharap kerjaannya menantang, tapi lama-kelamaan terasa jadi rutinitas doang tanpa perkembangan, kerja tidak lagi bisa belajar hal baru, dan merasa kontribusinya tidak berdampak. Bukan karena lelah bekerja, tapi lelah karena merasa tidak lagi bisa tumbuh.
- Ketidakseimbangan kerja dan hidup. Jam kerja panjang, tapi apresiasi minim. Energi habis untuk kantor, hidup pribadi terabaikan. Akhirnya, kita sadar “karier penting, tapi hidup lebih penting.”
- Nilai pribadi tidak lagi sejalan dengan kantor. Lingkungan kantor sudah mulai toxic, etika kerja tidak sehat, politik kantornya kotor, budaya saling menyalahkan, dan kadang target angka seenak-enaknya mengalahkan rasa kemanusiaan. Kerjanya bukannya jadi realistis, malah terbiasa bikin target mimpi. Bekerja bertahun-tahun di tempat yang bertentangan dengan nilai diri itu melelahkan secara batin.
- Bos yang micromanage, atasan cuma urus yang kecil-kecil. Kepemimpinan yang butuk di kantor, atasan arogan dan subjektiff banget, banyak menuntut tanpa apresiasi, hobu mencari kesalahan masa lalu, dan lebih banyak kritik lebih daripada dukungan. Banyak karyawan resign bukan karena pekerjaannya, tapi karena atasannya.
- Gaji tidak seimbang dengan beban. Tanggung jawab bertambah tapi gaji stagnan. Kesejahteraan jangka panjang diabaikan, khususnya dana pensiun untuk karyawan tidak jelas. Ini bukan soal materialistis, tapi keadilan dan kesiapan untuk pensiun.
- Muncul kesadaran tentang masa depan. Biasanya semakin lama orang bekerja, orang mulai bertanya “kalau aku terus di sini, 10 tahun lagi jadi apa?” atau “apakah ini membawa aku ke hidup yang aku inginkan?” Resign itu sering jadi tanda kedewasaan berpikir, bukan pelarian.
- Capek kerja dan bosan sama pekerjaan. Berangkat gelap pulang gelap tapi tabungan segitu-segitu saja. Ternyata kerja tidak bisa jadi harapan memperbaiki ekonomi pribadi atau keluarga. Lelah, dari tahun ke tahun, kerja cuma begitu-begitu saja.
Jadi, karyawan yang ingin resign dari pekerjaan patut mengecek dulu. Apa sebab ingin resign? Jangan karena emosi dan nafsu pengen buru-buru keluar dari kantor, apalagi menghindari bos yang receh. Tapi pastikan sebabnya, agar langkah berikutnya benar. Karena kerja di tempat baru, belum tentu jadi solusi. Sebab keputusan resign harusnya lahir dari kesadaran, bukan dari Lelah selama bekerja.
Resign dari pekerjaan itu sah-sah saja kok. Asal alasannya jelas dan bukan karena pengen kabur dari kantor. Silakan resign asal sudah punya rencana seperti pekerjaan baru, pengen usaha, studi, atau jeda produktif. Dan pastikan juga kondisi keuangan relatif aman, punya tabungan, punya dana darurat. Jangan sampai begitu resign, akhirnya jadi terlibat pinjol atau sering utang sama teman. Resign harus siap mental, siap pikiran, dan siap uang.
Agar resign tidak dianggap akhir karier atau solusi dari kerja yang tidak sehat. Justru resign harusnya jadi awal hidup yang lebih jujur dengan diri sendiri. Punya kerjaan, punya gaji dan hidup lebih sehat lebih baik ke depannya. Dan pastikan di tempat kerja baru punya dana pensiun, untuk perencanaan hari tua agar kerja yes pensiun oke.
