Mau Kerja Apapun, Akhirnya Tua, Pensiun, dan Berpisah

Ini kisah dua sekawan di tempat kerja.  Anton dan Mira, keduanya sudah puluhan tahun jadi rekan kerja. Hari-harinya hanya bekerja. Dunianya cuma seputar kerjaan. Dari Senin hingga Jumat urusannya cuma pekerjaan. Berangkat gelap pulang gelap. Mungkin, langit cerah dan awan pun jarang dilihatnya. Rutinitasnya hanya kerja. Tambah gaya hidup orang kantoran. Tapi sayang, mereka lupa siapkan dana pensiun.

 

Anton dan Mira memang profesional. Hampir tidak ada jeda untuk kerja. Dunia kerja sudah jadi bagian penting hidupnya. Tidak kenal WFH, selalu ada di kantor. Meeting, meeting dan terkadang ngopi-ngopi. Semaunya diukur dengan produktivitas. Gajinya lumayan tapi tetap tidak punya dana pensiun.

 

Puluhan tahun sudah dilewati Anton dan Mira. Rekan kerja yang bestie banget. Asyik dan saling mengerti. Hingga tahun berganti tahun. Hari demi hari berlalu. Lembar dmi lembar kalender terlewati dan berganti terus. Tanpa terasa, kini Anton dan Mira sudah terlalu senior.

Tua. Pensiun. Dan Berpisah. Keduanya sudah tua. Sebentar lagi pensiun.Dan pada akhirnya mereka akan berpisah. Bukan karena apa-apa. Tapi karena usia yang memang sudah harus pensiun. Usia pensiun normal di perusahaannya sudah tiba.

Anton sebentar lagi harus meninggalkan meja kerjanya. Masa pengabdiannya selesai. Waktu bekerja sebentar lagi berakhir. Tapi satu hal yang ia lupa, ia tidak pernah mempersiapkan diri untuk berhent bekerjai. Dia hampir lupa, orang bekerja pasti ada pensiunnya.

Selama ini Anton tinggal di pondok mertua indah. Gajinya habis untuk kejar-kejaran gaya hidup, di samping biaya hidup keluarganya. Tabungannya alakadarnya, tapi dia tidak punya aset tetap dan dana pensiun.

Sementara itu, Mira lebih mendingan. Diam-diam dia sudah lama Bersiap pensiun. Ia beli rumah kecil sejak 10 tahun lalu, dan bangun usaha katering sederhana yang kini mulai jalan sendiri. Bahkan ia sudah siapkan pembagian harta waris untuk anak-anaknya, agar kelak tidak saling berebut bila ia tiada. Sekalipun bukan dana pensiun tapi uangnya cukuplah untuk membiayai hari tuanya sendiri.

Anton mulai panik. Tahu-tahu tua, pensiun dan berpisah dengan rekan kerjanya. Masalahnya bukan berpisah dengan rekan kerjanya. Tapi Anton masalah dengan masa pensiun. Ia bingung dari mana bisa membiayai hidup setelah pensiun, apalahi Cuma pegawai swasta? Anton sama sekali tidak siap untuk menerima kenyataan pahit. Tidak punya gaji lagi, tidak bekerja lagi, dan tidak tahu dari mana uang mempertahankan standar hidupnya di hari tua?


Lalu bagaimana berikutnya?

Pastinya, setiap orang setiap pekerja akan tua, pensiun dan akan berpisah. Jangankan sama bestie rekan kerja, sama pasangan pun akan berpisah pada akhirnya. Nah masalahnya, bagaimana kita bisa menikmati hari-hari tua di masa pensiun dengan tenang dann nyaman?

 

 

Ini bukan soal warisan untuk anak, bukan soal bestie rekan kerja. Bukan pula soal “uang tidak dibawa mati”. Tapi soal pekerja mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Karena bahagia atau tidaknya kita di hari tua adalah tanggung jawab kita sendiri. Jangan sampai saat bekerja berjaya dan punya gaya hidup. Tapi begitu pensiun merana dan tidak punya uang untuk membiayai gaya hidup.

 

Karena itu, dana pensiun menjadi penting untuk menjaga kesinambungan penghasilan di hari tua. Agar tetap mandiri secara finansial di masa pensiun. Pensiunan yang tidak tergantung kepada anak-anaknya, apalagi jadi beban ekonomi anak di kemudian hari. Faktanya hari ini, 1 dari 2 pensiunan bergantung secara finansial kepada anaknya. Atau survei lain meyebut 7 dari 10 pensiunan mengalami masalah keuangan. Jelas urusan pensiun, bukan gimana nanti tapi nanti gimana?

 

Masa pensiun, bukan soal kaya atau tidak. Bukan soal Sejahtera atau tidak. Tapi soal siap atau tidak siap memasuki hari tua. Soal sadar atau tidak untuk mempersiapkan masa pensiun dengan lebih baik. Karena cepat atau lambat, siapapun dan yang punya bestie di kantor pun akan pensiun.

Tua. Pensiun. Dan Berpisah. Begitulah bestie-bestie kita di tempat kerja. Pada akhirnya akan menua, pensiun dan berpisah dari kerjaan seperti yang dialami Anton dan Mira. Masalahnya, sudahkah kita siap untuk memasuki masa pensiun? Salam #SadarPensiun #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun

Exit mobile version