Terlalu Ambisi Jadi Kontraproduktif

Banyak orang berlomba dengan ambisinya sendiri. Pengen jadi ini, pengen begitu dan sebagainya. Maklum, dunia memang serba cepat ini. Akhirnya memaksa orang harus selalu bergerak. Mengejar kesuksesan dan bertekad menggapai ambisinya, meraih mimpinya dalam waktu singkat. Ambisi dan ambisi.

 

Tapi sayang, banyak yang lupa. Bahwa ambisi dan ketergesaan sering kali justru membawa stres. Bikin cepat cemas dan membuat keputusan jadi kurang matang. Terlalu berambisi. Hingga logika mengalahkan adab. Tidak ada lagi hati nurani, semuanya ditimbang secara pragmatis. Apa untungnya buat gue? Begitulah cara berpikir orang ambisius.

 

Hati-hati, ambisi bisa meruntuhkan segalanya. Jangankan cita-cita mulia, keharmonisan pun bisa tercerai-berai akibat ambisi. Akibat ingin serba instan, terburu-buru dan akhirnya yang diputuskan jadi kontraproduktif. Apa yang diharapkan, justru jauh berbeda dengan apa yang dilakukan.

 

Mumpung di bulan puasa. Penting diingatkan untuk menjalani hidup dengan lebih tenang, tanpa terburu-buru atau terlalu khawatir akan hasil akhir. Karena semua ada waktunya, ada prosesnya. Tidak perlu memaksakan diri atas dasar ambisi. Apalagi hanya untuk mempertontonkan arogansi dan subjektivitas personal. Tenang saja, tidak udah terburu-buru.

 

Tidak usah ambisi, jalani saja prosesnya. Percaya pada proses berarti memahami bahwa setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, memiliki makna dan akan membawa kita ke tempat yang seharusnya. Dengan bersikap lebih tenang dan sabar, kita bisa menikmati perjalanan tanpa terbebani oleh kekhawatiran yang berlebihan. Tanpa terburu-buru atas dasar ambisi personal.

 

Seperti berkiprah di taman bacaan. Pasti tidak banyak anak-anak yang mau membaca di zaman serba digital. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja sudah tidak mau membaca lagi. Tapi karena tanpa ambisi dan tidak terburu-buru, akhirnya taman bacaan pun menjadi pilihan anak-anak untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Seperti yang dialami TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor yang kini menjadi tempat membaca 223 anak dari 4 desa, di samping melayani 366 orang per Minggu sebagai pengguna layanannya.

 

Pesannya sederhana, bahwa hidup bukan hanya tentang mencapai tujuan. Tapi juga tentang bagaimana kita menjalani prosesnya. Tetap tenang dan bersabar sambil percaya pada perjalanan kita sendiri. Karena setiap ikhtiar baik pasti akan sampai pada momen terindahnya. Teruslah melangkah!

Exit mobile version