Tiap orang punya tingkat kebahagiaan yang berbeda, punya kenyamanan yang tidak sama. Ada yang tidak mau dibilang tua, ada pula yang tidak mau dipanggil kakek. Karenanya, ada kata bijak yang dianut banyak orang. Katanya “umur boleh tua tapi jiwa tetap muda”. Entah apa maksudnya kata bijak itu, biar bisa seperti Ridwan Kamil atau gimana?
Alhamdulillah, sejak tahun 2023, saya sudah berpredikat seorang kakek. Berarti sudah tua, rambut memutih dan fisik mulai agak lelah. Maklum sudah pensiun pula. Kerjaan sekarang hanya untuk aktualisasi diri, bukan untuk mengejar kekayaan apalagi jabatan. Tapi satu yang saya suka sekarang, yaitu menggendong cucu. Cucu pertama dari anak pertama saya.
Sebagai kakek, ternyata senyum dan tawa cucu itulah kebahagiaan sejati. Setelah puluhan tahun mendidik 2 anak yang kini sudah tumbuh dewasa, hadirnya seorang cucu jadi energi yang luar biasa. Setiap hari jadi petualangan baru dan mengisi hidup dengan kegembiraan yang tidak terhingga. Saat bermain bersama cucu, saat bisa menggendong cucu.
Ada pelajaran penting dari menggendong cucu. Bahwa semakin menua, memang harus memilih circle yang terbatas. Bergaul terbatas saja, dan tidak perlu urus apapun yang tidak perlu diurus. Nikmati dan jalani hari tua bersama cucu. Bersyukur atas segala keadaan, berlapang hati atas segala pengalaman yang pernah menjadi pelajaran. Begitulah hidup semestinya disikapi, bukan dikeluhkan.
Saat menggendong cucu, saya diajarkan. Bahwa hidup pada akhirnya jangan mentoleransi orang yang tidak pernah menghargai kita. Jangan pula bertekad ingin menyenangkan semua orang. Pilihlah lingkungan yang sehat, untuk bisa menikmati hari-hari tua. Dan jangan tidak bahagia karena perbuatan orang lain. Karena orang lain tidak kasih makan, tidak menyekolahkan kita. Orang lain, lebih sering membenci atau ngomongin di belakang.
Momen di tahun baru, cukup selalu hormati diri sendiri dan temukan kenyamanan versi terbaik kita. Tidak usah punya resolusi karena tahun baru yang penting semangat baru bukan harapan baru. Ingat, bila hidup terlalu banyak berharap pasti kecewa.
Sudah jadi hukum alam, wajah yang indah akan menua pada waktunya. Tubuh yang sempurna akan berubah suatu waktu nanti. Jangan fokus pada fisik tapi optimalkan batin. Skincare sehebat apapun, tidak akan mampu menyetop untuk tua. Maka bangunlah jiwa yang positif, lingkungan yang sehat, dan pilih tempat berbuat baik serta menebar manfaat seperti berkiprah di taman bacaan.
Bisa jadi, hari ini dan kemarin, kita sedang berada di “musim” yang tidak diinginkan. Tidak apa-apa, karena itu fakta. Tapi yang terpenting adalah sikap kita, tentang bagaimana kita meresponsnya. Apakah kita memilih untuk mengeluh atau memilih untuk berubah dan tetap tumbuh? Ingatlah, setiap musim berlalu, dan setiap akhir selalu membawa awal yang baru. Jadilah seperti alam, yang selalu menemukan cara untuk berkembang, apapun musimnya.
Tua adalah fakta, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Orang yang kreatif, tidak akan menyesali usianya yang bertambah. Orang yang murah hati itu tidak akan menyimpan kepahitan dalam hatinya. Sebab hati yang pahit adalah sumber dari segala penyakit. Tapi hati yang gembira adalah obat. Maka di hari tua, simpan uang yang baik agar selalu cukup. Jangan simpan kebencian di hari tua yang bikin sakit.
Di hari tua, nikmati momen menggendong cucu. Jalani hari-hari dengan optimis tanpa keluhan. Syukuri yang ada dan dimiliki. Karena di hari tua, tidak ada suara yang lebih merdu dari tawa seorang cucu, tidak ada pelukan yang lebih hangat dari genggaman seorang cucu. Sebab cucu, adalah harta yang tidak ternilai dan tidak akan habis hingga kita tiada. Saya bangga menggendong cucu. Salam dari pensiunan yang sudah tua!
